peran A. H. Nasution dan D. I. Panjaitan dalam kemerdekaan adalah
Pertanyaan
2 Jawaban
-
1. Jawaban sonia052
peran pejuang kemerdekaan indonesia -
2. Jawaban lynetavictori90
Abdul Haris Nasution
orang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean.
Nasution merupakan konseptor Dwifungsi ABRI yang disampaikan pada tahun 1958 yang kemudian diadopsi selama pemerintahan Soeharto.
Bersama Soeharto dan Soedirman, Nasution menerima pangkat kehormatan Jenderal Besar yang dianugerahkan pada tanggal 5 Oktober 1997, saat ulang tahun ABRI.
Donald Isaac Panjaitan
Selepas pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas - saat itu Indonesia masih dalam pendudukan Jepang, sehingga ketika Panjaitan masuk menjadi anggota militer dia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, dia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, Panjaitan bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat. Di TKR ini dia ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/ Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Panjaitankemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T & T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/ Sriwijaya.Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, Panjaitan ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, dia pun pulang ke Indonesia. tahun 1962, perwira yang pernah menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/ Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah yang diembannya saat peristiwa G 30S PKI terjadi.Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giat-giatnya mengadakan persiapan melancarkan pemberontakan.Saat itu PKI sedang dekat-dekatnya dengan pucuk pimpinan tertinggi negeri ini. PKI digadang-gadang untuk bisa menyaingi kekuatan TNI (khususnya Angkatan Darat) yang dianggap terlalu kuat atau berpengaruh pada saat itu.Dengan situasi ini, apa yang dilakukan Panjaitan dalam membongkar rahasia pengiriman senjata itu tentulah cukup beresiko. Tapi Panjaitan tak gentar. Hal itu tetap dia bongkar.