Seni

Pertanyaan

alat dan bahan dan cara cara membuat telur khatam dan filosofi alat dan bahannya

1 Jawaban

  • anda yang pernah mengikuti prosesi khatam atau menamatkan 30 Juz Al Qur'an, tentu tak asing lagi dengan hidangan khas berbentuk hiasan telur yang ditancapkan pada panganan beras ketan berbalut campuran gula merah dan kelapa.

    Ternyata, di balik kesederhanan bentuknya, terkandung makna filosofis yang mendalam.

    Hal ini diungkapkan oleh H Sahli yang sehari-harinya menjabat sebagai Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kota Balikpapan.

    Menurutnya, para ulama dahulu membuat hiasan ini bukan asal sembarang buat. Penggunaan beras ketan yang dicampur santan serta "inti" (sebutan untuk campuran gula merah dan kelapa parut) sebagai camilan utama itu punya maksud tersendiri.

    "Bentuknya (ketan rebus bercampur santan) kan lengket, ini biar hapalan ayat suci itu tidak mudah lepas, lengket terus," ujarnya.

    Sedangkan inti yang dimakan bersama beras ketan itu maknanya seperti penggabungan antara bacaan dan amalan sehari-hari harus selalu sama.

    "Jika digabungkan pasti menghasilkan berkah. Manis dan legit," ujarnya.

    Sedangkan untuk tongkat lurus pada hiasan telur bermakna bahwa setiap orang yang hendak membaca dan mempelajari Al Quran harus meluruskan tekadnya.

    Telur sendiri bermakna kebulatan tekad.

    Hiasan-hiasan di tongkat bermakna bahwa jika niat kita sudah tulus dan kebulatan tekad maka harus dihiasi dengan akhlak yang mulia

Pertanyaan Lainnya